RSS

Menikmati Buku Pak Ersis

06 Sep

BAGI jagad dunia blogger, apalagi yang masih berkecimpung dengan upaya peningkatan atau belajar teknik penulisan, akan sangat rugi bila melewatkan www.webersis.com. Ini adalah alamat yang paling tepat bagi siapa saja yang ingin memiliki energi lebih untuk memperdalam teknik penulisan.

Barangkali saya sendiri termasuk beruntung. Akhir Agustus 2008 lalu, dengan kemurahan hati yang saya yakin dengan tulus dan gembira, Pak Ersis (tepatnya Ersis Warmansyah Abbas) mengirimi saya 4 buku sekaligus. Itu pun setelah saya ikut berkomentar di web/blog Beliau dan menyertakan alamat saya untuk dikirimi buku. Terima kasih Pak Ersis. Gelora pemikiran Pak Ersis begitu kental dalam setiap buku yang saya baca.


Keempat buku Pak Ersis yang saya terima yakni Menulis dengan Gembira, Menulis sangat Mudah, Menulis Mari Menulis, dan Surat Buat Kekasih. Buku yang saya sebut terakhir merupakan kumpulan puisi Beliau.

Kesan saya begitu membaca separuh bagian buku Menulis dengan Gembira misalnya, adalah sesuatu yang membuat saya terperangah. Dalam usia Pak Ersis yang tidak lagi muda, saya melihat semangat Beliau yang seolah-olah masih berumur dua puluhan tahun. Pantaslah kalau Pak Ersis dinobatkan sebagai motivator dalam dunia menulis.


Dengan sangat enjoi saya menyelesaikan bagian-bagian tulisan yang ada dalam buku tersebut. Sebagai orang yang dilahirkan di Ranah Minang (tepatnya Muaralabuh, Solok), agaknya darah kepenulisan Pak Ersis demikian kentalnya. Saya setuju dengan apa yang ditulis Pak Ersis, bahwa kebiasaan membaca sangat besar dampaknya dalam kemudahan menulis. Pak Ersis sendiri telah mulai menulis sejak kelas V SD. Agaknya sesuatu yang menakjubkan lagi, di usia yang masih belia itu santapan menggiurkan untuk bacaan Pak Ersis adalah analisis luar negeri-nya Abu Hanifah (Menulis dengan Gembira, hal. 69). Dari sini sangat jelas, Pak Ersis dengan kesadaran mencoba menerapkan ayat Allah (Alquran) yang pertama diturunkan kepada Rasulullah, yakni Iqra’ (Menulis sangat Mudah, hal. 5)

Tak puas rasanya membaca pikiran-pikiran Beliau. Tiga buku yang berkaitan langsung dengan kepenulisan mampu memacu adrenalin untuk menulis dan menulis. Menulis itu mudah, itulah intinya. Oleh karena itu, jangan takut untuk memulai, ujar Pak Ersis. Lumatkan rasa takut menulis dengan menulis. Apabila takut diterjang peluru, berdirilah di belakang senjata. Lha, Napoleon Bonaparte saja, tulis Pak Ersis, lebih takut kepada penulis daripada senjata (Menulis Mari Menulis, hal.12).

Sebagai sesame penulis, jelas saya masih ketinggalan jauh disbanding Pak Ersis. Namun sebagai rasa salut dari seorang yang jauh lebih muda dari segi usia, saya hanya berdoa, mudah-mudahan Pak Ersis tetap diberi nikmat sehat dan kelancaran dalam menulis. Bagaimanapun, saya merindukan tulisan-tulisan yang penuh berisi motivasi. Motivasi dalam mengarungi berbagai tantangan hidup dan kehidupan, termasuk salah satunya dalam hal menulis.

 
17 Komentar

Ditulis oleh pada 6 September 2008 inci Esai, Lain-lain

 

Tag: , ,

17 responses to “Menikmati Buku Pak Ersis

  1. imoe

    6 September 2008 at 22:05

    waduhhh saya kanap ya dapat kiriman pak ersis ?

     
  2. imoe

    6 September 2008 at 22:06

    saya kapan ya dapattttt &gt

    ….> wah pak imoe gak dapat…?

     
  3. suhadinet

    6 September 2008 at 22:56

    Saya juga sudah melahap buku-buku itu. Alhamdulillah. Sangat memotivasi.

    ….> iya pak. apalagi sesama kalimantan. enak bisa ketemu langsung

     
  4. zulfaisalputera

    7 September 2008 at 03:46

    Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang (taksegan) diberikan (juga) kepada yang lain.

    Pak Ersis telah memulai.

    Kita, kapan?

    (Blog juga media untuk berbagi ilmu.
    Maka, berbanggalah!)

    Tabik!

    …> Setuju pak. Blog biarpun kelihatan sederhana, insya Allah bisa bermanfaat bagi orang lain

     
  5. FaNZ

    7 September 2008 at 04:26

    Waa saya kapan yah dapet bukunya?

    …> yah, langsung aja ke pak ersis. ok.

     
  6. musafak

    7 September 2008 at 10:21

    Pertama-tama selamat atas bonus bukunya, kapan2 boleh dong pinjam biar ketularan pandai menulis. Kedua, sy sendiri masih tdk mengerti, mengapa mereka begitu pandai membaca dn menulis, sedang yang lain seakan tdk bisa berbuat apa2. Apakah bakat? Apakah kemauan?

    …> boleh…
    menulis bisa perpaduan kedua-duanya. tapi sebagaimana thomas alfa edison, saya lebih percaya pada kemauan atau kerja keras. bakat hanya 5 atau 10 persen saja.

     
  7. Catra

    7 September 2008 at 13:56

    cari di gramedia ahhh…….

    …> mudah-mudahan ketemu ya sutan…

     
  8. Rindu

    7 September 2008 at 14:12

    saya ingin jadi penulis kang … berbakat gak yah kira-kira?

    …> tulisan mbak rindu bagus kok. masalah bakat atau tidaknya gak usah dipikirin. yg utama kemauan, spt komen pak musafak di atas

     
  9. SQ

    7 September 2008 at 15:48

    Satu hal yang sangat ditanamkan Ersis kepada saya. Jangan ragu dan jangan takut menulis. Karena MENULIS SANGAT MUDAH. Ya nggak Pak Zul? 🙂

    …> Tepat sekali. Kuncinya: menulis dan menulis apa yang terasa, sebagaimana kita berbicara dengan dengan seseorang.

     
  10. pengendara

    7 September 2008 at 20:21

    saya senang membaca,
    saya juga berusaha untuk menulis,
    mungkin hasil olah pikir saya tidak layak untuk dijadikan tulisan tapi saya akan terus menulis hingga tidak muda lagi seperti pak Ersis. semoga sehat selalu

    …> pesan pak ersis di buku yang beliau tulis: jangan dipikir masalah layak atau tidak layaknya sebuah tulisan. yang terpenting adalah menulis, berlatih, dan terus membenahi diri

     
  11. afwan auliyar

    7 September 2008 at 22:05

    keknya dengan ngeblog juga bisa mengemabngkan sisi kepenulisan seseorang dah .. 🙂

    …> setuju banget mas….

     
  12. Ersis Warmansyah Abbas

    7 September 2008 at 22:48

    Maksih doanya. Makasih komennya. Yap, mari menulis, menulis, dan menulis. Amin.

    …> iya pak ersis. pulang umroh, catatan umrohnya dibukukan ya pak….

     
  13. yodama

    7 September 2008 at 23:16

    Sepakat Pak! Menulis, triggernya dari membaca.

    *belajar nulis aahh*

    …> ayo….

     
  14. marshmallow

    8 September 2008 at 11:17

    saya juga sedang belajar menulis.
    hmm.. pak zul beruntung ya bisa memperoleh kiriman buku-buku yang baik dan memotivasi gitu.
    ada tanda tangan pak ewanya juga gak?
    foto dan cap jempol?
    *jadi hilang fokus*

    hahahaha…

    …> wah nggak keburu uni. pak ersisnya saat itu buru-buru, mau umroh. jadi nggak sempat tanda tangan atau cap jempol.

    ah, uni nyindir nih….

     
  15. putirenobaiak

    8 September 2008 at 12:26

    wah buku pak ewa, saya juga berysukur bisa menerima dan membacanya, emang top pak motivator kita…:)
    semoga berkah ya pak ewa and pak zul juga

    ….> amiin..

     
  16. Daniel Mahendra

    10 September 2008 at 03:47

    Wah, buku dari Pak Ersis untukku masih tersimpan di Yogya. Karena memang kualamatkan ke sana. Jadi belum sempat mengunyah sama sekali…

    ….> selamat menikmati deh…

     
  17. taufik

    29 November 2008 at 09:56

    kunjungan aja, saya jg penikmat buku2 pak Ersis, liat blog saya di http://www.taufik79.wordpress.com

     

Tinggalkan Balasan ke Catra Batalkan balasan