lelaki yang membelit pinggangnya dengan sapu
bercerita tentang malam pada dua musim
suaranya parau tersekat angin kemarau
yang menyisakan amis tubuh yang berpirau
lelaki penuh warna cinta di wajahnya
hamparkan pandang di kejauhan
angin malam menjadi penghias
lengangnya malam tanpa piranti
malam kian larut dalam keping sepi
nyanyian jejangkrik menyentuh pinggir gelap
“apa yang kau cari wahai pengelana?”
entah tanya siapa
sepotong rembulan tersipu menatapnya
“aku kehilangan waktu yang teramat panjang,” tulismu
di lembar kedua kertas merah muda
Pekalongan, 2017