kejujuran seringkali menyakitkan dan asing
menjadikan jarak yang tak pernah dimengerti
“siapakah yang menggali sumur di pinggir sungai?”
bisik sesuara
sementara hari tak pernah mengerti cuaca
kadang kita menyenangi dusta
dan menjadikan pergunjingan sebagai obrolan panjang
di diri sendiri
“mengapa kita bercuriga?” ujar sesuara
ternyata benar, kita telah menjadi orang-orang terasing
menuju titik persaingan, kejujuran berperang
dengan kebenaran
dengan kemanusiaan
tiada lagi kemesraan seperti dulu
kita mengerti itu, meski kita telah berusaha menutupi
tapi cahaya mana yang sanggup mengalahkannya?
Syamsuddin Ideris
10 November 2008 at 04:55
Kejujuran sering berperang di dalam hati melawan bisikan-bisikan yang mengajak pada ketidak jujuran.
Sungguh, terkadang idealisme dan kejujuran yang murni dari hati dihadapkan dengan pragmatisme hidup yang penuh curiga dan kepalsuan…
Cahaya hati kadang tertutupi oleh nafsu dunia…
….> betul pak, dan mantap tambahannya
zoel chaniago
10 November 2008 at 08:52
hmm baru denger 😀
…> baru dengar apanya?
musafak
10 November 2008 at 10:42
Mmg yg namanya sesuatu baik, biasanya berat pelaksanaan dn tanggung jawabnya. Tapi sebaliknya, sesuatu yg biasanya kita lebih suka dn lebih ringan melakukannya. Itulah hawa nafsu.
….> setuju kiai. memang demikianlah adanya dalam keseharian hidup
potter
10 November 2008 at 16:44
“Jujur itu menyakitkan”
setujuuuu. tapi sekalinya kita bohong kadang akan diikuti oleh kebohongan yang lain.
….> benar mas potter. berani sekali berbohong, ada antrean lain dalam diri tuk bohong lagi
Ifoel
10 November 2008 at 20:58
ini kan indonesia..
yg tradisinya g saling curiga
Ifoel
10 November 2008 at 21:02
ini kan indonesia..
yg tradisinya g harus saling curiga n asing d negeri sndiri
…> tapi kenyataannya?
marshmallow
10 November 2008 at 23:38
katanya kalau ingin tahu kebenaran sejati, dengarkanlah hati nurani.
mungkin seperti sesuara yang berkata-kata di puisi itu ya, pak zul?
dan kebenaran itu hakikatnya bersinar terang, dengan sinar yang tak terkalahkan.
puisinya bagus, pak zul. tapi kenapa pakai nama gus tf and fadlilah? (sori gak mudeng)
….> betul uni. setuju.
gus tf, cerpenis + penyair payakumbuh. fadillah, penulis dan dosen sastra di unand
puisinya aslinya untuk mereka
Daniel Mahendra
11 November 2008 at 06:47
Tak apa. Setiap permulaan kerap sulit.
Dan setiap orang selalu saling tak percaya.
Tapi hasil akhir kerap membuktikannya.
….> bagaimanapun menyembunyikan sesuatu kejujuran itu pasti akan tetap benderang
Catra
11 November 2008 at 08:57
walau dusta itu sering menyenangkan dan jujur itu menyakitkan, sepahit apapun harus diungkapkan
….> iya sutan. skrg kejujuran pun termasuk mulai ditanggalkan
afrianti takaful
11 November 2008 at 17:09
kejujuran itu terkadang memang pahit…. namun bisa jadi obat juga… hehehe…
….> setuju, dan kalau perlu bisa diperjuangkan
imoe
11 November 2008 at 21:07
pak zul…gus tf tuh senior saya di peternakan unand mah…trus fadillah tuh kawan kakaj ambo waktu kakak kuliah di sejarah unand hehehehe ambo enang denganb karya da gus mah
meiy
14 November 2008 at 11:46
“kadang kita menyenangi dusta”
menohok!
tiara
18 November 2008 at 16:27
kejujuran… berarti pengorbanan
pengorbanan untuk mengatakan sesuatu yang kadang menyakitkan …..