RSS

Catatan Guru di Daerah Terpencil

06 Jun

Pengantar

Dwi Agus Indarti, S.Pd. adalah salah seorang guru yang cukup lama mengabdikan dirinya di daerah yang cukup terpencil, yakni di SMP Negeri 2 Talun. Sebuah SMP yang terletak di atas bebukitan desa Sengare.

Tahun ini 8 tahun lebih Ibu Dwi Agus bertugas. Tahun ini pula Beliau mutasi ke sekolah yang letaknya lebih dekat ke kota. Sebelum meninggalkan SMP Negeri 2 Talun, saya sempat minta pada Beliau menceritakan kisahnya. Jadilah jalinan ceritanya seperti di bawah ini.

Kisah ini juga dimuat di blog SMP Negeri 2 Talun, http://smp2talun.wordpress.com

Selamat membaca!

CATATAN KENANGAN DI SMPN 2 TALUN

Oleh: Dwi Agus Indarti, S.Pd.

Desember 2000, dengan penuh harap kutunggu pengumuman CPNS. Tiada kusangka diriku masuk dalam daftar CPNS yang tertera di banyak Koran dan lembar pengumuman. Rasa haru dan bahagia berkecamuk dalam dada. Ketika kuterima SK CPNS, ternyata aku ditempatkan di SMPN 2 Talun. Suatu daerah yang belum pernah kudengar sebelumnya. Sepulang dari Semarang segera kucari tempat kerja baruku dengan penuh semangat.

Dalam anganku terbayang sebuah gedung yang bagus, megah di tengah kota letaknya. Dengan penuh harap, aku tempuh perjalanan yang cukup melelahkan … belum sampai juga … rasa ragu mulai merayap dalam hatiku. Jangan-jangan sekolahku ada di suatu desa terpencil. Kususuri jalan beraspal yang mulai berlubang di sana-sini. Keraguanku semakin menjadi. Setiapku bertemu orang kutanyakan di mana SMPN 2 Talun. Aku selalu mendapat jawaban, ”masih jauh….”

Di akhir jalanan beraspal, kembali aku bertanya, Aku semakin putus asa tatkala orang itu menunjuk ke arah jalan berbatu dan becek. “Lewat jalan ini, naik terus sampai desa Sengare. Silakan nanti Tanya lagi,” begitu jawab orang yang kutanya sambil berlalu. Di sisa-sisa asaku, kususuri jalan licin berbatu, dan tepat waktu senja tiba, aku pun tiba di SMPN 2 Talun.

Kubuka pintu pagar sekolah. Derit pagar yang tak pernah tersentuh pelumas membuat beberap orang di sekitar sekolah menyambut kedatanganku. Senyum ramah mereka mengurangi sedikit penat yang kurasa. Sambil duduk-duduk, aku bertanya dalam angan, “Masihkah aku berada di Pulau Jawa? Kenapa masih ada desa yang jauh dari sentuhan pendidikan di wilayah ini?”

Kuperkenalkan diriku sebagai guru baru di SMP ini. Mereka tersenyum gembira, dengan penuh harap pendidikan akan segera terwujud di desa ini.
***

Kuawali pekerjaanku dengan doa, agar Tuhan selalu menguatkan semangat kerjaku. Beberapa hari berikutnya aku bersiap untuk mengajar. Betapa terkejutnya aku ketika kumasuki sebuah kantor  tanpa meja dan kursi. Kutemui siswa tanpa alas kaki/sepatu dalam kelas yang kosong tanpa kursi, tanpa meja, tanpa papan tulis sepotong pun di dinding. Tiada buku paket untuk siswa dan guru. Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Kujanjikan pada semua muridku, jika gaji pertamaku keluar, aku akan membelikan mereka papan tulis dan alas/tikar untuk duduk. Kupenuhi janjiku, bersama dengan teman-teman guru kontrak, kami mengadakan KBM dengan sarana seadanya.

Bulan berikutnya droping meja dan kursi datang, rasa bahagia terbersit dalam hatiku. Muridku tidak lagi lesehan. Mereka bias benar-benar belajar selayaknya siswa SMP.

Kubulatkan tekadku untuk memajukan pendidikan di SMPN 2 Talun. Agar lebih maksimal, kutinggalkan rumahku di kota Pekalongan dan kutempati rumah dinas SMPN 2 Talun mulai bulan Juli 2002.

Tahun 2003, SMPN 2 Talun mendapat tambahan guru CPNS, disusul pada tahun-tahun berikutnya. Sarana dan prasarana sekolah mulai dilengkapi dengan adanya tambahan ruang kelas baru, ruang keterampilan, dan fasilitas lainnya.

Rasa bangga mulai merasuk dalam hati sanubariku. Kebersamaan para guru dan staf membuat lelah dan putus asa terkikis habis. Manakala pagi menjelang, kulihat tingkah canda tawa gembira murid-muridku, yang merupakan hiburan unik. Hal itu selalu berganti setiap hari, sehingga membuatku tak pernah merasa lelah untuk berjuang di SMPN 2 Talun tercinta ini. Beberapa prestasi diraih muridku yang berada di lereng pegunungan yang dingin membawa kesejukan tersendiri dalam hati.

Waktu terus berganti. Beberapa staf TU yang semula masih menjadi tenaga honorer telah diangkat menjadi PNS. Demikian juga guru wiyata bakti juga diangkat mejadi PNS. Hal ini kian melengkapi kebahagiaan di hatiku. Perjuangan yang tak sia-sia.

Hampir delapan tahun waktu erlalu, aku melihat SMPN 2 Talun sudah memiliki tenaga pengajar dan fasilitas yang lebih lengkap. Aku mulai berpikir dan bertanya dalam hati, “Apakah aku akan di sini selamanya? Bagaimana denga gubuk kecilku yang kutinggalkan delapan tahun lalu?”

Kubulatkan tekadku untuk meninggalkan SMPN 2 Talun dan memohon pindah tugas di sekolah yang lebih dekat dengan rumahku.

Kuucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah, semua rekan guru dan staf yang selama ini telah berjung di SMPN 2 Talun, teriring permohonan maaf jika selama ini aku banyak berbuat kesalahan, dan mungkin membuat sakit hati, namun sebenarnya saya hanya ingin lakukan yang terbaik untuk SMPN 2 Talun tercinta.

Untuk semua muridku, tetaplah bersemangat untuk mewujudkan cita-cita. Kutitipkan masa depan SMPN 2 Taln ke tangan Kalian. Jagalah nama baik SMPN 2 Talun, peliharalah fasilitas yang ada untuk hari esok yang lebih baik.

 
27 Komentar

Ditulis oleh pada 6 Juni 2008 inci Diari

 

Tag:

27 responses to “Catatan Guru di Daerah Terpencil

  1. natazya

    6 Juni 2008 at 10:57

    Untuk hari esok yang lebih baik!

    u go! 😀

    …> prinsip hidup ya mbak, esok harus lebih baik daripada hari ini.

     
  2. indra1082

    6 Juni 2008 at 12:58

    JASAMU GURU…
    PAHLAWAN TANPA TANDA JASA…………..

    …> iya, inilah profil guru tanpa tanda jasa itu.

     
  3. Sawali Tuhusetya

    6 Juni 2008 at 15:15

    alangkah mulia dan besar jasa seorang guru yang bersedia mengabdikan dirinya di daerah terpencil. sayang sekali, alasan manusiawi sering jadi alasan pembenar kalau rata2 para calon guru enggan ditempatkan di sana. dengan berbagai cara, seringkali mereka menempuh “jalan kelinci” agar tempat tugasnya dialihkan ke daerah perkotaan. haks… kalau banyak yang ingin ke kota, lantas siapa ya pak zul yang akan mendidik anak2 di daerah terpencil itu?

    …> benar pak sawali. bu agus adalah contoh guru yg tak mau mencari ‘jalan kelinci’ itu. kepindahan beliau terutama karena ingin membahagiakan orang tua.

    bu agus asli bantul yogya. tahun 2006 rumah orang tuanya porak poranda oleh gempa. selama ini orang tuanya dibawa ke sengare yg dinginnya luar biasa malam hari. hawa dingin ini amat menyiksa orang tuanya.

    “saya ingin membahagiakan bapak di hari tuanya. pindah ke kota pekalongan yg hawanya tidak sedingin di sengare malam hari,” ujar bu agus suatu ketika. (o ya ortunya hanya tersisa bapak. si ibu berpulang setahun lalu).

    sebuah kìsah nyata yg pantas kita teladani

     
  4. fisha17

    6 Juni 2008 at 15:37

    Pak Zul sendiri tetap disitu kan Pak?? Sukses juga buat Bu Dwi.

    …> saya tetap mas, gak ikut mutasi

     
  5. marshmallow

    6 Juni 2008 at 17:19

    tak banyak yang bisa diharapkan dari profesi seorang pendidik kalau itu dipandang dari sudut materi. tapi bila sadar akan reward yang diberikan Allah melalui amal zariyah ini, niscaya tidak ada hal yang lebih nikmat dari mendidik dan berbagi ilmu. alhamdulillah ada blog, jadi bisa share ilmu juga melalui media ini…

    …> betul sekali. segala aktivitas kbm niat utamanya memang harus ibadah. jadinya ikhlas

     
  6. aminhers

    6 Juni 2008 at 22:37

    Slamat Bu atas kepindahannya, mudah2an slalu sukses di tempat yang baru.
    trima kasih PaZul; tolong sampaikan salam saya pada Sobat2 guru yang ada di sekolah.
    trims

    …> terima kasih pak. salamnya sdh saya sampaikan

     
  7. Yari NK

    7 Juni 2008 at 07:51

    Memang menjadi tenaga kerja (apalagi honorer) di tempat terpencil membutuhkan dedikasi yang luar biasa besarnya. Di sinilah biasanya mental seseorang diuji antara idealisme atau profesionalismenya dengan tuntutan atau kenyataan hidup sehari2. Sebuah keadaan dilematis yang menuntut pemecahan masalah yang bijaksana dari berbagai fihak yang terlibat……

    …> benar sekali pak yari. doakan saya, semoga kuat dan sehat

     
  8. Okta Sihotang

    7 Juni 2008 at 09:14

    mengharukan 😦

    …> trims mas.

     
  9. yudhi14

    7 Juni 2008 at 14:34

    jasa mu tak akan dapat di lupakan
    semoga dia menjadi sukses di hari depan

    …> Amin. trims mas yudhi

     
  10. Menik

    7 Juni 2008 at 18:41

    Ibuuuuu….
    sungguh panjang perjuanganmu…
    Tapi akhirnya kebahagiaan itu datang juga…

    Alhamdulillah…

    Allah Maha Tahu apa yg terbaik buat hambanya 🙂

    Selamat ya bu…

    *sambil berfikir, kapan saya jadi PNS ??? * 😦

    …> bu menik masih honorer? sabar aja. semoga gak lama lagi ya tercapai harapannya

     
  11. yellashakti

    7 Juni 2008 at 23:04

    ada berapa banyak lagi guru seperti ini?penuh dedikasi tapi belom dihargai,,semoga acara penganugerahan guru berprestasi menjadi motivasi buat guru2 yang lain

    …> semoga ya mbak.

     
  12. zoel chaniago

    8 Juni 2008 at 17:55

    hmmmm g’ tau mo comment apa!!!

    …>lho, kok…

     
  13. imoe

    8 Juni 2008 at 20:35

    yah, itulah nasib guru kita di daerah…berbeda sekali ama guru-guru yang ada di kota….semoga…negara kita membuka mata…TETAP BERJUANG UNTUK ANAK BANGSA

    …> semoga pak imoe

     
  14. Okta Sihotang

    8 Juni 2008 at 21:06

    udah bisa dibuka kok mas di http://oktasihotang.com 😉

     
  15. ika

    9 Juni 2008 at 10:23

    dedikasi tinggi sangat sulit dicari dari seorang guru didaerah terpencil masa kini..hebat…

    …> setuju mbak ika…

     
  16. realylife

    9 Juni 2008 at 14:55

    semoga Allah memberikan yang terbaik
    sama seperti yang saya kerjakan ini
    mohon maaf dah lama ngga mampir , kemarin sibuk menyiapkan acara kopdar
    silahkan liat di postingan yang terbaru
    makasih

     
  17. jiwakelana

    9 Juni 2008 at 21:41

    tapi jarang orang yang bisa menghargai pengabdian yang tulus pak guru, tingkat kesejahteraan guru masih belum maksimal bila dibandingkan dengan jasa yang telah disumbangkan demi kemajuan kependidikan selama ini.

    …> makanya berlaku ungkapan pahlawan tanpa jasa, mas.

     
  18. catra

    11 Juni 2008 at 14:05

    selamat diterima sebagai PNS. semoga pengabdianmu tidak berakhir disitu saja

    ….> wah, jadi pns-nya sudah lama. sudah 8 tahun lalu. ini mau pindah karena ingin berbakti pada orang tua (ingin mengurusi masa tua sang bapak)

     
  19. suhadinet

    11 Juni 2008 at 14:06

    Kita butuh banyak guru seperti Bu Dwi dan Bapak Zul..
    Saya juga pernah merasakan bagaimana mengajar di tempat terpencil. Transportasi sangat sulit.
    Hanya keikhlasan mendidik yang membuat kita betah di tempat seperti itu.
    Salam Hormat saya buat seluruh guru dan staf SMPN 2 Talun.

    …> betul sekali pak. pengorbanan tanpa pamrih di wilayah terpencil, yang justru sangat dihindari sebagaian besar guru yang baru diangkat

     
  20. hendra

    31 Desember 2008 at 09:30

    pak zul, ada info pengumuman cpns pemkab rembang ga?

     
  21. hendra

    31 Desember 2008 at 09:31

    kalo ada sent via e-mail nggih pak… matur nuwun

     
  22. nanang

    5 Mei 2009 at 08:03

    salut…. terharu juga membaca tulisannya… memang menjadi guru di pedalaman sangat berat… hanya tekad baja yang membuat bertahan…

     
  23. Yopi

    10 November 2009 at 18:59

    Ketika kita tunaikan kewajiban kita
    Ketika kita berikan yang terbaik
    Pada akhirnya…….
    Hilang semua penat
    Lunas semua pengorbanan
    Semoga di catat oleh Allah….

     
  24. rojoyo

    28 Desember 2010 at 17:33

    saya alumni dari sini, smpn2talun adalah smp yang bagus

     
  25. rojoyo

    28 Desember 2010 at 17:34

    assalamualaikum

    Waalaikum salam warahmatullah

     
  26. Anonim

    18 April 2012 at 16:03

    aku adalah sebagian siswanya… yang amat bandel…
    bu agus adalah ibu kedua aku, yang slalu membimbing dan memberi ilmu yang sangat berguna, bagi aku dan teman-temanku.
    semua murid takut pada beliau…
    beliau tak pernah kapok membimbing dan memberi ilmu pada kami. aku kangen dengan kata-kata yang sangat mudah untuk kami cerna. aku beriburibu trimakasih. kan ku kenang sampai kapanpun… moga ibu sehat” adja d sana…

     
  27. SMK Medika Kota Pekalongan

    10 Mei 2012 at 09:38

    PENGUMUMAN CALON SISWA BARU SMK MEDIKA:

    PROGRAM STUDI:
    KEPERAWATAN
    FARMASI INDUSTRI
    … ANALIS KESEHATAN

    PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMK MEDIKA SUDAH DIMULAI SEJAK 1 MEI 2012 PADA SETIAP JAM KERJA

    KARENA CALON SISWA BELUM MEMILIKI IJAZAH, MAKA PENDAFTARAN CUKUP DENGAN MEMBAWA FOTO 3X4 SEBANYAK 2 LBR DAN MENGISI FORMULIR YANG TELAH DISEDIAKAN PANITIA. FOTOKOPI IJAZAH DAPAT DISUSULKAN SETELAH SISWA LULUS DAN MENERIMA IJAZAH.

    CALON SISWA YANG INGIN MEMILIH PROGRAM STUDI TERTENTU SESUAI MINAT, AGAR SEGERA MENDAFTARKAN DIRI. KARENA APABILA SUDAH TERPENUHI SISWA PENDAFTAR TERAKHIR AKAN DILAKUKAN PENJURUSAN SESUAI HASIL TES.

    OLEH KARENA ITU SEGERA REBUT DULU KESEMPATAN MEMILIH PROGRAM JURUSAN YANG DIMINATI DENGAN MENDAFTAR PADA AWAL PENDAFTARAN

     

Tinggalkan komentar